Warkat Belantara

Warkat Belantara

Kesunyian mencambuk diantara yang aku rasa
Hingga setetes luka yang tak ku jilati perihnya
Meronta jadi bingar pun terdengar sangar
Membakar dan menebar buaian api yang berkobar
Menepis tangis yang meleburkan hati sampai teriris
Menjadi keping - keping diantara puing yang berserakan

Gemuruh menggelegar riuh
Bumi hangus karena haus ditelan arus
Peluh bersimbah darah yang tercurah berpuluh - puluh
ribu dalam satu malam

Kupadamkan hati rakyat yang laknat
Gurat diwajah ku bekas keparat
Kurajai berkali - kali seperti
reinkarnasi yang tak mati - mati,
dan terus terlahir kembali

Duta yang berdusta pada mereka yang tak berdaya
Celaka menimpa pada durjana
Dalam neraka belantara, tak jeda hingga jera
Fatwa yang fana, jadi mereka yang tercela
Seyogyanya tinggalkan saja dunia ini, selamanya

pekanbaru, 14 juli 2004

18 komentar:

Unknown mengatakan...

te-o-pe be-ge-te!!!!!^_^

Laksamana Embun mengatakan...

So sweat nh.......... Pertamaxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Anonim mengatakan...

Puisi in sepertinya mencerminkan sebuah kehancuran yang memilukan hingga menimbulkan kesunyian. bener ga sich?
Puisi yang bagus...

Anonim mengatakan...

Ungkapan prasaan Mar? Wew... Yang sabar... Hehehehe... Masih nyimpan aja arsip 2004 nampaknya

verdhira dinanti mengatakan...

the poem bring d reader gone..gone..gone..till they find whad the truly meaning..
GUD JOB bg maryo..:)

SEMANGAT..

ReGiE mengatakan...

mmmmmm
puisi mati??????
mati puisi???????????

berharap ada titik kehidupan dalam berawalnya kematian..
berharap kematian disaat kehidupan tidak menemukan titik kehidupan yang sebenarnya...

selalu dilema..selalu begitu..
ntah pa yang dilakukan??
ntah apa yang dicari??

tak ada pangkal dan tak ada ujung...

berharap menanti tapi tak tw apa yang dinanti...

berharap sendiri.....tapi sunyi...

smoga akar dedauanan bisa disirami embun.
smga sebuah wajah bisa dilengkapi dengan senyuman..
dilengkapi tatapan hangat..ucapan manis bukan buah bibir yang dimanis-maniskan...

jika kemantian yang ditakuti jangan berharap ada kehidupan...

True Love in your HEART mengatakan...

puisinya bagus ya...

salam kenal kak...

Pirawa mengatakan...

Terimakasih utk semuanya.. kritik dan Saran serta cacian diharapkan dengan tujuan membangun kearah yg lebih baik...

Angga Cahaya Saputra Rizani mengatakan...

so sweat.......


keren2...

khamamah mengatakan...

tammbah teman ya...

Unknown mengatakan...

celakalah mereka sang durjana penipu begajul terlaknat, semoga dilaknat selaknat-laknatnya, sampe mampus...

gitu kan kang... toss

attayaya mengatakan...

tinggalkan dunia selamanya
siap ataupun tidak siap

Kebangkitan Nasional mengatakan...

kren puisinya...

Inspirasi Ku mengatakan...

siang 2 gini enak makan jambu!
sambil berkunjung ketempat kakanda, dari pada lama2 menunggu , lebih baik berkunjung dulu keblog saya

None mengatakan...

meskipun tak begitu mengerti maknyanya, tapi puisi sungguh indah, sepertinya blognya udah mulai berdebu, kapan ni di beresin lagi ;))

Irma Senja mengatakan...

selamat pagi,..trima kasih singgah di blog sederhanaku ^^

puisi kemarahan sepertinya ??
nice poem...

nietha mengatakan...

menikmati puisi mati diruang yang berisi. salam kenal

Unknown mengatakan...

salam kenal dari
http://aby-umy.blogspot.com/

law ada waktu mampir ya??

Posting Komentar

Karya Terbaru



Akulah Yang Mati

Hidupku adalah hendak berlayar dengan angin dan cadik tanpa layar, serta tanpa dayung sebagai pengayuh. Terombang-ambing bukan penentu arah hingga percaya betul dengan angin dan udara yang berhembus. Lantaran iya terlalu bijak untuk memberikanku ruang agar bisa bernafas...

Pengikut

Stats Jiwa

My Popularity (by popuri.us)

Maryo dan Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia

Junjungan Minda

Berpikir dengan otak yang tak mampu menterjemahkan kalimat demi kalimat dan harus dengan hati dan pikiran...

 
BertuahPos.Com